Kamis, 21 Juni 2012


Bagi anda yang ingin berkunjung ke Gunungkidul atau berencara liburan ke daerah Gunungkidul, salah satu tempat wisata yang patut dikunjungi adalah Air Terjun Sri Gethuk yang terletak di kecamatan Playen, Gunungkidul.

Obyek wisata air terjun Sri Gethuk ini belum lama dibuka, sehingga masih banyak para wisatawan yang belum mengetahui akan panorama keindahan tersembunyi di Gunungkidul ini. Kalau dilihat sepintas, sepertinya suatu keajaiban jika di daerah Gunungkidul yang terkenal dengan daerah yang selalu dilanda kekeringan di musim kemarau memiliki keindahan wisata air terjun seperti air terjun Sendang Sri Gethuk ini.

Namun itulah kebesaran Yang Maha Kuasa, dibalik kondisi alam Gunungkidul yang berbatu dan terjal, ternyata ada eksotisme tersendiri yang dipancarkan oleh obyek wisata yang satu ini.
Jika anda ingin berkunjung kesana, maka dari arah Yogyakarta silahkan melewati jalan Wonosari, dan sesampai di Gading kemudain mengikuti jalan ke arah kiri yaitu menuju ke Playen. Dari sana anda tinggal mencari jalur ke arah Paliyan yang kurang lebih ditempuh sejauh 1,5 kilometer.

Kemudian akan ada papan tanda obyek wisata Air Terjun Sri Gethuk, dari sana tinggal jalan terus mengikuti tanda hingga akhirnya melewati jalan kecil yang menuju Air terjun Sri Gethuk.

Lokasi air terjun Sri Gethuk: Dusun Menggoran Desa Bleberan, Kecamatan Playen, Gunung Kidul,Yogyakarta.

"TIWUL YU TUM" Wonosari Gunungkidul

YU TUM adalah merek tiwul asal Wonosari. Keberadaannya, tak sekedar membuka mata bila produk asal singkong, makanan ‘kaum pinggiran’ ini memiliki penggemar dan mampu menjadi garapan penyambung hidup bagi pembuatnya. Terlepas dari semua itu, geliat Yu Tum mengelola bisnis tiwul, bisa menjadi penyemangat program diversifikasi pangan di negeri ini yang kian meredup. Di saat makin mahalnya harga pangan biji-bijian dunia. Padahal, sejak digagas 44 tahun silam, program diversifikasi pangan disebut-sebut sebagai solusi ampuh menekan beban subsidi pemerintah, di samping upaya mengatasi ancaman krisis pangan di Indonesia. Kalau Anda berkunjung ke Gunungkidul maka tidak klop kalau tidak membawa oleh-oleh makanan khas wilayah pegunungan seribu ini, yaitu Tiwul dan Gatot. Pada zaman dulu, makanan yang berbahan ketela pohon ini menjadi makanan sehari-hari warga Gunungkidul Cara membuat tiwul adalah dengan mengeringkan ketela pohon. Setelah itu ditumbuk halus sehingga menjadi tepung. Tepung ini kemudian dibuat adonan dengan diberi air, lalu dikukus hingga matang. Sedangkan gatot adalah makanan berbahan baku ketela yang sudah dibusukan selama beberapa bulan. Barulah kemudian dimasak. Kini, seiring dengan peningkatan kesejahteraan, maka tiwul dan gatot hanya menjadi makanan camilan. Salah satu warung yang menjual gatot dan tiwul adalah warung milik ibu Tumiran atau lebih akrab dipanggil Yu Tum. Warung yang ada jalan Pramuka Wonosari ini menyediakan tiwul dan gatot manis. Berbeda dengan tiwul yang disantap sebagai makana pokok, tiwul yang dijual di sini telah diberi pemanis gula jawa dan taburan kelapa muda parut untuk rasa gurih. Untuk satu paket tiwul dan ukuran besar, Yu Tum membandrol dengan harga Rp. 12 ribu. Sedangkan untuk ukuran kecil, diberi harga Rp. 6 ribu. Selain tiwul dan gatot siap santap, Anda juga bisa membeli tiwul dan gatot kering sebagai oleh-oleh. Anda dapat menyimpannya untuk diolah lagi pada hari-hari yang lain.

Wisata Sungai di dalam Gua Pindul

Menyusuri sungai menggunakan perahu karet merupakan hal yang biasa, namun jika sungai itu mengalir di dalam gua tentu saja akan menjadi petualangan yang mengasyikkan sekaligus menegangkan. Gua Pindul, salah satu gua yang merupakan rangkaian dari 7 gua dengan aliran sungai bawah tanah yang ada di Desa Bejiharjo, Karangmojo,Gunungkidul menawarkan sensasi petualangan tersebut. Selama kurang lebih 45 - 60 menit wisatawan akan diajak menyusuri sungai di gelapnya perut bumi sepanjang 300 m menggunakan ban pelampung. Petualangan yang memadukan aktivitas body rafting dan caving ini dikenal dengan istilah cave tubing. Tidak diperlukan persiapan khusus untuk melakukan cave tubing di Gua Pindul. Peralatan yang dibutuhkan hanyalah ban pelampung, life vest, serta head lamp yang semuanya sudah disediakan oleh pengelola. Aliran sungai yang sangat tenang menjadikan aktivitas ini aman dilakukan oleh siapapun, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Waktu terbaik untuk cave tubing di Gua Pindul adalah pagi hari sekitar pukul 09.00 atau 10.00 WIB. Selain karena airnya tidak terlalu dingin, jika cuaca sedang cerah pada jam-jam tersebut akan muncul cahaya surga yang berasal dari sinar matahari yang menerobos masuk melewati celah besar di atap gua. Sambil merasakan dinginnya air sungai yang membelai tubuh di tengah gua yang minim pencahayaan, seorang pemandu bercerita tentang asal-usul penamaan Gua Pindul. Menurut legenda yang dipercayai masyarakat dan dikisahkan turun temurun, nama Gua Pindul dan gua-gua lain yang ada di Bejiharjo tak bisa dipisahkan dari cerita pengembaraan Joko Singlulung mencari ayahnya. Setelah menjelajahi hutan lebat, gunung, dan sungai, Joko Singlulung pun memasuki gua-gua yang ada di Bejiharjo. Saat masuk ke salah satu gua mendadak Joko Singlulung terbentur batu, sehingga gua tersebut dinamakan Gua Pindul yang berasal dari kata pipi gebendul. Selain menceritakan tentang legenda Gua Pindul, pemandu pun akan menjelaskan ornamen yang ditemui di sepanjang pengarungan. Di gua ini terdapat beberapa ornamen cantik seperti batu kristal, moonmilk, serta stalaktit dan stalagmit yang indah. Sebuah pilar raksasa yang terbentuk dari proses pertemuan stalaktit dan stalagmit yang usianya mencapai ribuan tahun menghadang di depan. Di beberapa bagian atap gua juga terdapat lukisan alami yang diciptakan oleh kelelawar penghuni gua. Di tengah gua terdapat satu tempat yang menyerupai kolam besar dan biasanya dijadikan tempat beristirahat sejenak sehingga wisatawan dapat berenang atau terjun dari ketinggian. Tatkala YogYES masih menikmati indahnya ornamen gua di sela bunyi kepak kelelawar dan kecipak air, mendadak pengarungan sudah sampai di mulut keluar gua. Bendungan Banyumoto yang dibangun sejak jaman Belanda dengan latar belakang perbukitan karst pun menyambut. Tarif: Rp. 25.000 (minimal 5 orang). Fasilitas: Perlengkapan cave tubing, pemandu, kudapan setelah pengarungan. Jam Buka: Senin - Minggu (pk 08.00 - 16.00 WIB). Keterangan: Cave Tubing Gua Pindul sepenuhnya dikelola oleh Karang Taruna Dusun Gelaran I. Bagi yang hendak melakukan cave tubing disarankan untuk reservasi beberapa hari sebelumnya dengan menghubungi Haris (+62 085 959 656 561).

Pantai Baron Gunungkidul

Pantai Baron terletak di Desa Kemadang Kecamatan Tanjungsari sekitar 23 KM arah selatan Kota wonosari , merupakan pantai pertama yang ditemui dari rangkaian kawasan Pantai Baron , Kukup, Sepanjang, Drini, Krakal dan Sundak. Di pantai ini juga terdapat sungai bawah tanah yang bisa digunakan untuk pemandian setelah bermain dilaut. Selain itu wisatawan juga dapat menikmati aneka ikan laut segar maupun siap saji, dengan harga terjangkau , termasuk menu khas Pantai Baron yaitu Sop kakap. Pada sisi sebelah timur dapat dicapai melalui jalan setapak yang meligkar terdapat bukit kapur, wisatawan bisa beristirahat di gardu pandang, sambil menghirup udara pantai yang menyegarkan. Kurang lebih 10 KM ke arah barat dari Pantai Baron tedapat Pantai Parang Racuk dengan bukitnya yang menjulang dan terjal, menantang keberanian untuk bertualang dan menikmati keindahan laut sekitar dengan leluasa dari atas bukit. Pada setiap bulan suro tahun baru jawa masyarakat nelayan setempat menyelenggarakan Upacara sedekah laut yang merupakan ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas panenan ikan yan melimpah dan keselamatan mencari ikan dilaut. . .
Powered By Blogger